[Resensi Subjektif] Supernova: Kesatria, Putri, dan Bintang Jatuh
Judul: Kesatria, Putri, dan Bintang Jatuh
Penulis: Dee Lestari
Jumlah Halaman: 318
Penerbit: PT Bentang Pustaka
Tahun terbit: Cetakan kedelapan belas, Mei 2018
Novel ini menceritakan tentang Dimas dan Reuben yang berjanji untuk bekerja sama membuat sebuah mahakarya dalam bentuk novel sepuluh tahun setelah mereka bertemu. Tanpa mereka ketahui, ternyata ada kisah yang sama di dunia nyata.
Kisah Ferre-Rana-Diva yang disajikan secara indah membuat pembaca betah berlama-lama tenggelam dalam imajinasi novel.
Buku ini mengkombinasikan sains dan fiksi. Cerita tertata baik, antara sains dan fiksi pun relevan. Penulis banyak menggunakan analogi yang baik dan sinkron untuk menjelaskan filosofi-filosofi di sini. Selain itu, kata-kata yang dirangkai juga sangat puitis dan dalam, sangat mengena di hati pembaca.
Penulis: Dee Lestari
Jumlah Halaman: 318
Penerbit: PT Bentang Pustaka
Tahun terbit: Cetakan kedelapan belas, Mei 2018
Novel ini menceritakan tentang Dimas dan Reuben yang berjanji untuk bekerja sama membuat sebuah mahakarya dalam bentuk novel sepuluh tahun setelah mereka bertemu. Tanpa mereka ketahui, ternyata ada kisah yang sama di dunia nyata.
Kisah Ferre-Rana-Diva yang disajikan secara indah membuat pembaca betah berlama-lama tenggelam dalam imajinasi novel.
Buku ini mengkombinasikan sains dan fiksi. Cerita tertata baik, antara sains dan fiksi pun relevan. Penulis banyak menggunakan analogi yang baik dan sinkron untuk menjelaskan filosofi-filosofi di sini. Selain itu, kata-kata yang dirangkai juga sangat puitis dan dalam, sangat mengena di hati pembaca.
Ulasan sains yang dibahas lumayan panjang, namun disertai dengan catatan kaki untuk istilah-istilah sains baru bagi pembaca awam.
Dari segi karakterisasi, pembaca akan jatuh cinta dengan tokoh Diva yang berwawasan luas, cerdas, dan berpikiran bebas. Atau karakter Ferre sang pujangga dengan puisi-puisinya yang apik.
Walaupun pembaca mungkin perlahan-lahan sudah mengetahui siapa Supernova itu selama proses membaca, tetapi twist-nya tetap mengejutkan.
Secara fisik, kover novel ini sangat simpel, namun elegan. Kertas yang digunakan bukan kertas abu-abu tipis yang mudah robek. Font yang dipakai pun juga tidak menyakitkan mata.
Kekurangan novel ini adalah bahasan sains yang panjang dan berbobot, sehingga pembaca usia muda sulit memahami kalimat yang dituturkan. Uraian sains yang cukup panjang itu juga membuat pembaca jadi agak lupa dengan sisi fiksinya.
Komentar
Posting Komentar